Limbah Rembang Harus Diusut Tuntas

buserindonesia.com-NTT-Rembang-Carut marut keberadaan limbah tak bertuan di Kabupaten Rembang, Jawa tengah tampaknya sudah menjadi perbincangan hangat di masyarakat luas dan mendapat sorotan oleh LeSPeM, (Lembaga Study Pemberdayaan Masyarakat), Rembang. 


LeSPeM Rembang merupakan lembaga yang selama ini dikenal kritis terhadap kebijakan publik di Kabupaten Rembang.


Direktur LeSPeM, Bambang Wahyu Widodo selaku Koordinator LeSPeM Rembang yang ditemui oleh awak media mengaku turut prihatin dengan keberadaan limbah B3 yang berjumlah sampai puluhan ribu ton di Kabupaten Rembang.


"Miris sekali rasanya melihat rembang tercinta ini menjadi tong sampah raksasa, permasalahan tersebut harus diusut tuntas sampai ke akarnya", jelasnya.


Ditambahkan, LeSPeM sudah mengamati sejak awal dan bahkan telah mengantongi aktor intelektual yang diduga bermain soal limbah karena logikanya puluhan ribu ton limbah dari luar rembang bisa masuk kesini (Red: Rembang) tentu sudah diketahui oleh para pengambil kebijakan, karena sangat tidak mungkin secara mendadak puluhan ribu ton limbah   tersebut datang. Ini kaya sulapan saja", papar dia.


Ditanya terkait lokasi limbah tersebut sudah di police line oleh pihak Polres Rembang, Bambang menjawab  pesimis dengan police line tersebut sebab sejauh ini perkembangan penanganannya belum kelihatan.


"Bisa saja itu buat nyenengin masyarakat saja biar gak rame, atau mungkin hanya dibuat agar tidak mempengaruhi hajatan Pilkada Rembang", ungkapnya.


Sebagai informasi bahwa pihak Polres Rembang telah melakukan penyegelan terhadap lokasi limbah berupa pemasangan police line namun hingga saat ini press realese terkait penyegelan tersebut belum dipublikasi.


Menyambung pembicaraan tim media bersama Koordinator LeSPem, Bambang kembali mengkritik pemerintah Kabupaten Rembang yang tidak tahu menahu soal limbah.


"Pemkab Rembang gak tau soal limbah di Desa Jatisari ? Rasanya kok saya pengin tertawa denger jawaban seperti itu ya. Ini jumlahnya puluhan ribu ton mas ini bukan sulapan yang tiba tiba limbah tersebut datang ke rembang", jelasnya.

Pada kesempatan itu Bambang juga mengajak awak media untuk melakukan pembedahan bersama karena material sampah tersebut merupakan kandungan minyak goreng. Pada hal di daerah Rembang tidak ada pabrik minyak goreng.


"Limbah tersebut dibawa menggunakan kapal tongkang yang berlabuh di pelabuhan Rembang. Itu diakui oleh pihak pengelola pelabuhan, team pengamat lingkungan nasional dan Gakkum lingkungan hidup.


Sudah dicek ke lokasi dan memang itu limbah kategori B3. Apa masih pantas pihak pemerintah tidak mengetahui terkait jumlah limbah yang begitu banyak? Kita buang sampah saja dimintai biaya kebersihan lingkungan. Jadi kalau puluhan ribu ton limbah dibuang kesini kira kira mereka hanya gratis saja?", pungkasnya.


Sementara Bambang kembali menegaskan bila pemerintah daerah tidak mengetahui soal limbah tersebut berarti selama ini mereka diperdaya oleh preman dan cukong", lanjut dia.


Disinggung sikap yang akan ditempuh oleh LeSPeM, Bambang mengaku akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.


"Kita siap turun ke jalan bersama warga terdampak, karena ini kepentingan masyarakat yang harus segera diselesaikan. Tidak ada kata nanti", imbuhnya. *jh

Komentar